ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMAE
07.37.00 | Author: Kinanti Destasia
DEFINISI
·      Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Kanker merupakan salah satu penyakit non infeksi pembunuh kedua di dunia. Jumlah penderita kanker di Indonesia belum diketahui secara pasti, tetapi peningkatan dari tahun ke tahun dapat dibuktikan sebagai salah satu penyebab kematian.

·      Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17. Kanker Payudara merupakan suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara.

·     Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
·     Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas.

 
ETIOLOGI
1.    Penyebab kanker payudara secara pasti belum diketahui, tetapi terdapat serangan faktor:
Genetik: Bukti yang terus bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetik berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan genetik masih belum diketahui perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein baik yang menekan atau meningkatkan perkembangan payudara.
2.  Hormonal: Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam kanker payudara. Dua hormon ovarium utama yaitu estradiol dan progesteron mengalami perubahan dalam lingkungan seluler, yang dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara.
3.   Lingkungan: Kemunkinan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker payudara. Yaitu keadaan lingkungan dengan paparan sinar radioaktif, sinar X dan pencemaran bahan-bahan kimia
4.  Berat Badan: Berat badan bisa mempengaruhi terjadinya kanker payudara karena simpanan lemak adalah sumber produksi hormon estrogen.

 
Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.

Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase :
Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.

2.      fase in situ: 1-5 tahun
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.

3.      fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.

4.      fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain bertambah.


Tanda dan gejala
Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih sulit ditemukan secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika dudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. 
  1. Terdapat massa utuh (kenyal)
  2. Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan) 
  3. Nyeri pada daerah massa
  4. Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area mammae.
Disamping terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat distorsi ligamentum cooper.
Cara pemeriksaan: kulit area mammae dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk tangan pemeriksa lalu didekatkan untuk menimbulkan dimpling.
  1. Edema dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti kulit jeruk)
  2. Pengelupasan papilla mammae
  3. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya cairan secara spontan kadang disertai darah.
  4. ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.
Stadium pada kanker :
Stadium I : Tumor <>
Stadium II : Tumor 2-5 cm, metastasisi ke kelenjar getah bening ketiak
Stadium III : Tumor > 5 cm, metastasis ke kelenjar getah bening ketiak dan menyebar kekulit / dinding dada
Stadium IV : Metastasis kas

Pemeriksaan penunjang
  1. Laboratorium meliputi:
  1. Morfologi sel darah
  2. Laju endap darah
  3. Tes faal hati
  4. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
  5. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar spontan dari putting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
2.      Tes diagnosis lain
a. Non invasif
1). Mamografi
Yaitu shadowgraph jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang penting. Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat diraba. Dalam beberapa keadaan dapat memberikan dugaan ada tidaknya sifat keganasan dari massa yang teraba. Mamografi dapat digunakan sebagai pemeriksaan penyaring pada wanita-wanita yang asimptomatis dan memberikan keterangan untuk menuntun diagnosis suatu kelainan.
2). Radiologi (foto roentgen thorak)
3). USG
Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara massa yang solit dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat menginterpretasikan hasil mammografi terhadap lokasi massa pada jaringan patudar yang tebal/padat.
4). Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui intra vena, bahan ini akan diabsorbsi oleh massa kanker dari massa tumor. Kerugian pemeriksaan ini biayanya sangat mahal.
5). Positive Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui metastase ke sisi lain. Menggunakan bahan radioaktif mengandung molekul glukosa, pemeriksaan ini mahal dan jarang digunakan.

b. Invasif
1). Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara untuk pemeriksaan histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4 tipe biopsy, 2 tindakan menggunakan jarum dan 2 tindakan menggunakan insisi pemmbedahan.
a). Aspirasi biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik atau padat, kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa srlama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. Jika massa menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal mengandung darah,maka ini merupakan indikasi untuk dilakukan biopsy pembedahan.
b). Tru-Cut atau Core biopsy
Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic biopsy mammografi dan personal untuk memndu jarum pada massa/lesi tersebut. Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah ataupun pasien karena lebih cepat, tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan dan biaya tidak mahal.
c). Insisi biopsy
Sebagian massa dibuang
d). Eksisi biopsy
Seluruh massa diangkat
Hasil biopsy dapat digunakan selama 36 wad untuk dilakukan pemeriksaan histologik secara frozen section.

Komplikasi
Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.



ASUHAN KEPERAWATAN
KANKER MAMMAE
1.1  Pengkajian

ANAMNESIA
a.       Biodata klien : Nama, Umur, Alamat, Nama Suami, Agama, Pendidikan, dan Pekerjaan.
b.      Riwayat menstruasi dan menepouse : mens pertama, lama, keluhan yang di alami, menepouse umur berapa, keluhan pada ibu.
c.       Riwayat seksual : tentang penyakit yang pernah di alami.
d.      Kaji kecemasan adakali perubahan suara ekspresi wajah gelisah.
e.       Adakah perubahan aktivitas / istirahat : kelemahan, keletihan, pusing, pucat, kebiasaan tidur.
f.       Adakah perubahan pada sirkulasi , TTV, sianosis.
g.      Adakah perubahan dalam penampilan : alopesia, lesi cacat, putus asa, perasaan tidak berdaya, rasa bersalah, depresi.
h.      Adakah perubahan eliminasi : perubahan detekasi (darah dan pada feses, nyeri detekasi konsistensi, bising usus) perubahan eliminasi urine (atau) rasa terbakar, mual, muntah, BB menurun.
i.        Adakah perubahan pola makan dan minum (cairan).
- Kebiasaan diet buruk (rendah serat : 1 lemak).
- Anoreksia, mual, muntah, BB.
j.   Adakah demam, ruam kulit, ulserasi.
k.  Adakah perubahan seksual.
- Masalah sexual.
- Perubahan pada tingkat perilaku verbal / non verbal.
- Ketakutan menghadapi seksual.
- Kurang informasi mengenai seksual dan fungsi seksual.
- Adakah rerub dengan orang terdekat.
l.  Adakah perubahan interaksi social.
- Adakah dukungan dari orang lain / orang terdekat.
- Adakah penolakan.
- Keinginan ibu banyak berhubungan dengan orang terdekat / orang lain.

- Ketidak adekuatan / kelemahan sistem pendukung masalah tingkat fungsi / tanggung jawab

Diagnosa Keperawatan
  1. Nyeri dan ketidaknyamanan sehubungan dengan perkembangan ca mammae
  2. Ansietas berhubungan dengan ancaman yang dirasakan pada diri sendiri karena diagnosis ca mammae.
  3. Harga diri rendah berhubungan dengan ca mammae.
  4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan paparan informasi tentang ca mammae.
  5. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhatubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.
  6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.
  7. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasif.

Intervensi
1.      Nyeri dan ketidaknyamanan sehubungan dengan perkembangan ca mammae

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan intensitas nyeri klien berkurang atau hilang, dengan criteria hasil :
• Klien tidak merasa nyeri
• Klien tampak tenang
Intervensi:
o   Kaji lokasi nyeri secara komprehensif
o   Kurangi presipitasi nyeri
o   Berikan analgesic sesuai anjuran dokter
o   Ajarkan teknik relaksasi seperti : tarik nafas dalam
o   Observasi reaksi non verbal klien
o   Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien.
2.Ansietas berhubungan dengan ancaman yang dirasakan pada diri sendiri karena diagnosis ca mammae.
Tujuan : Mengurangi / menghilangkan ansietas setelah dilakukan tindakan keperawatan.

KH : Tingkatan kecemasan menurun dan terpelihara pada tingkat yang dapat diterima.

Intervensi :
o   Kaji tanda dan gangguan mengidentifikasi berat ringannya ansietas.
o   Gunakan satu sistem pendekatan yang tenang yang meyakinkan.
o   Lakukan teknik mendengar aktif.
o   Dukungan penggunaan mekanisme pertahanan yang sesuai.
o   Monitor intensitas kecemasan
o   Terangkan dan ajarkan strategi koping
o   Gunakan tehnik relaksasi untuk menurunkan kecemasan
o   Bantu klien untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan
o   Penurunan kecemasan
o   Tenangkan klien
o   Berikan informasi tentang diagnose prognosis penyakitnya dan tindakannya

 Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fifik pada tingkat kecemasan
o   Gunakan pendekatan dan sentuhan
o   Berikan teknik relaksasi


3. Harga diri rendah berhubungan dengan ca mammae.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan harga diri klien meningkat

KH : Klien bisa menerima keadaan dirinya
Intervensi :
o   Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaannya tentang diagnose kanker payudara,
o   Bantu pasien untuk memisahkan penampilan fisik dari perasaan makna diri
o   Berikan reinforcement positif.

1.     4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan paparan informasi tentang ca mammae

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan klien bertambah.

KH : klien mengetahui tentang ca mammae yang dideritanya
Intervensi :
o   Observasi kesiapan klien untuk mendengar ( mental, kemampuan untuk melihat, kesiapan emosional, bahasa dan budaya )
o   Observasi tingkat kepengetahuan klien tentang ca mammae sebelumnya.
o   Kaji pengetahuan apsien atau keluarga mengenai kanker payudara dan anjurkan pengobatannya.
o   Jelaskan patofisiologi dari kanker payudara sesuai kebutuhan.
o   Berikan informasi tentang pilihan pengobatan yang sesuai.

2.     5. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.
Tujuan :
1. Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi
2. Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat
3. Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya

Tindakan :
a. Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya.
b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan.
c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis.
d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.
e. Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas.
f. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga.
g. Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan.
h. Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien.

Kolaboratif
i. Amati studi laboraturium seperti total limposit, serum transferin dan albumin
j. Berikan pengobatan sesuai indikasi
Phenotiazine, antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacida
k. Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan infus.

Rasional:
a. Memberikan informasi tentang status gizi klien.
b. Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien.
c. Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk.
d. Kalori merupakan sumber energi.
e. Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.
f. Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri.
g. Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera makan.
h. Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien).
i. Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.
j. Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan status kesehatan klien.
k. Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil yang maksimal dan tepat sesuai kebutuhan.

3.    6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.
Tujuan :
1. Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik
2. Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan

Tindakan :
a. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati penyembuhan luka.
b. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.
c. Ubah posisi klien secara teratur.
d. Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter.
Rasional:
a. Memberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit.
b. Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.
c. Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu.
d. Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikatif.

7. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasif.
Tujuan :
1. Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan infeksi
2. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung normal
Tindakan :
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan melakukan hal yang sama.
b. Jaga personal hygine klien dengan baik.
c. Monitor temperatur.
d. Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi.
e. Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur.
Kolaboratif
f. Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets.
g. Berikan antibiotik bila diindikasikan.

Rasional:
a. Mencegah terjadinya infeksi silang.
b. Menurunkan/mengurangi adanya organisme hidup.
c. Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi.
d. Mencegah/mengurangi terjadinya resiko infeksi.
e. Mencegah terjadinya infeksi.
f. Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi.
g. Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik yang diberikan dapat mengatasi organisme penyebab infeksi.
This entry was posted on 07.37.00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: